Berita

Ternyata Optimis Membahayakan

Apakah kita harus optimis ? Tentu saja iya. Tetapi terkadang optimis juga membahayakan, terutama jika optimis di tempat yang tidak tepat. Ketika Amerika Serikat mengirimkan pasukan ke Vietnam, sebagian pasukannya ditangkat oleh Vietnam. Akhirnya mereka dipenjarakan. Di akhir kisah ini banyak tentara yang meninggal di dalam tahanan dan ada beberapa yang masih bertahan hidup sampai akhirnya dibebaskan.

Ketika salah satu tentara yang dibebaskan ini ditanyai, apa yang membedakan antara anda dengan teman-teman anda yang meninggal duluan ? Tentara ini menjawab, Mereka yang meninggal duluan adalah orang-orang yang optimis.

Si pewawancara langsung terkejut. What ? Apa maksudnya? Ternyata orang-orang yang meninggal duluan adalah orang-orang yang optimis. Mereka rata-rata optimis sekali bahwa tidak berapa lama mereka akan bebas. Mereka berpikir bahwa pemerintah Amerika tidak akan tinggal diam, sehingga tidak berapa lama mereka akan dibebaskan.Si pewawancara langsung terkejut. What ? Apa maksudnya? Ternyata orang-orang yang meninggal duluan adalah orang-orang yang optimis. Mereka rata-rata optimis sekali bahwa tidak berapa lama mereka akan bebas. Mereka berpikir bahwa pemerintah Amerika tidak akan tinggal diam, sehingga tidak berapa lama mereka akan dibebaskan.

Ketika pemerintah Amerika tidak membebaskan mereka, mereka masih yakin akan dibebaskan. Mereka berpikir, Oh nanti pas hari natal, pasti kita akan dibebaskan. Ternyata pas hari natal mereka tidak dibebaskan. Akhirnya mereka berpikir “Oh, nanti pas tahun baru, kita pasti dibebaskan. Ternyata pas tahun baru tidak dibebaskan juga. Akhirnya mereka berpikiran ,Nanti, pas Velentine day, pasti kita akan dibebaskan. Sampai tanggal 14 februari (Valentine day) mereka tidak dibebaskan juga. Mereka masih optimis dan berpikir Oh, nanti pas tanggal 4 Juli, kita pasti dibebaskan. Ternyata pas tanggal 4 Juli (hari kemerdekaan) mereka masih belum dibebaskan. Mereka begitu optimisnya, dan ternyata karena harapannya tidak terpenuhi, mereka k Apakah kita harus optimis ? Tentu saja iya. Tetapi terkadang optimis juga membahayakan, terutama jika optimis di tempat yang tidak tepat.

Ketika Amerika Serikat mengirimkan pasukan ke Vietnam, sebagian pasukannya ditangkat oleh Vietnam. Akhirnya mereka dipenjarakan. Di akhir kisah ini banyak tentara yang meninggal di dalam tahanan dan ada beberapa yang masih bertahan hidup sampai akhirnya dibebaskan. Ketika salah satu tentara yang dibebaskan ini ditanyai, apa yang membedakan antara anda dengan teman-teman anda yang meninggal duluan ? Tentara ini menjawab, Mereka yang meninggal duluan adalah orang-orang yang optimis.

ecewa berat sampai akhirnya sakit-sakitan dan meninggal.

Sekarang perhatikan ketika anda akan naik pesawat terbang. Menjelang terbang, para pramugari selalu menjelaskan bagaimana cara memakai baju pelampung dan alat bantu pernafasan. Ini berarti penerbangan ini tidak 100% optimis. Tidak pernah diumumkan bahwa penerbangan ini pasti selamat. Akan tetapi mereka diajarkan sesuatu yang hrus dilakukan bila mengalami pendaratan darurat.

Begitu juga ketika menjelang pemilihan jurusan di SBMPTN (dulunya SNMPTN). Jika beberapa hari menjelang SBMPTN nilai Try Out anda hanya 20 anda tidak boleh merasa optimis, sehingga berani memilih STEI ITB. Ketika konsultan SSC mengarahkan anda ke jurusan lain, anda berkata ,Kita kan harus optimis. Anda pasti tahu, optimis yang seperti ini tidak ada gunanya. Akan tetapi jika nilai Try Out anda di bulan Januari ini masih 20 dan anda masih ingin memilih STEI ITB, maka kami akan mengijinkan. Anda boleh optimis. Kenyataannya memang pernah ada siswa yang nilai TO nya di bulan Januari masih 20, di bulan super intensif sudah mencapai 60 dan akhirnya masuk STEI ITB. Tentu saja untuk mencapai hal seperti ini, siswa tadi belajar habis-habisan siang dan malam.

Jadi yang lebih penting bukan optimis, tetapi positif. Sekali lagi berpikirlah positif, bukan optimis. Optimis tetap perlu kita lakukan, tetapi harus di saat yang tepat. Anda tidak boleh lompat dari lantai 20 dengan alasan anda optimis pasti selamat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *